12/01/16

STELISTIKA AL-QUR’AN



oleh :
Muhammad Sayyidul Arwan 13110026

A.    Perbandingan (Tamtsil)

1.      Perumpamaan adalah Perumpamaan atau persamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja kita anggap sama.

a.       مَثَلُ ٱلَّذِينَ حُمِّلُواْ ٱلتَّوۡرَىٰةَ ثُمَّ لَمۡ يَحۡمِلُوهَا كَمَثَلِ ٱلۡحِمَارِ يَحۡمِلُ أَسۡفَارَۢاۚ بِئۡسَ مَثَلُ ٱلۡقَوۡمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِ‍َٔايَٰتِ ٱللَّهِۚ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. (Al-Jumu`ah 5)
Penjelasan : Dalam ayat al Qur’an ini menyerupakan kaum yang mendustakan ayat allah dengan keledai yang membawa kitab. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa perumpamaan.

b.      مَثَلُهُمۡ كَمَثَلِ ٱلَّذِي ٱسۡتَوۡقَدَ نَارٗا فَلَمَّآ أَضَآءَتۡ مَا حَوۡلَهُۥ ذَهَبَ ٱللَّهُ بِنُورِهِمۡ وَتَرَكَهُمۡ فِي ظُلُمَٰتٖ لَّا يُبۡصِرُونَ
Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. (Al-Baqarah 17)
Penjelasan : Ayat ini mengumpamakan tentang kaum yang kehilangan kebaikan dengan diumpamakan kaum yang kehilangan api sebagai sumber cahaya. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa perumpamaan.

c.       إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَسۡتَحۡيِۦٓ أَن يَضۡرِبَ مَثَلٗا مَّا بَعُوضَةٗ فَمَا فَوۡقَهَاۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فَيَعۡلَمُونَ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّهِمۡۖ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَيَقُولُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلٗاۘ يُضِلُّ بِهِۦ كَثِيرٗا وَيَهۡدِي بِهِۦ كَثِيرٗاۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِۦٓ إِلَّا ٱلۡفَٰسِقِينَ
Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, (Al-Baqarah 26)
Penjelasan : Allah mengumpamakan seseorang yang disesatkan sepertihalnya Nyamuk atau denga hal yang palng rendah lagi. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa perumpamaan.

d.      وَلَوۡ شِئۡنَالَرَفَعۡنَٰهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُۥٓ أَخۡلَدَ إِلَى ٱلۡأَرۡضِ وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُۚ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ ٱلۡكَلۡبِ إِن تَحۡمِلۡ عَلَيۡهِ يَلۡهَثۡ أَوۡ تَتۡرُكۡهُ يَلۡهَثۚ ذَّٰلِكَ مَثَلُ ٱلۡقَوۡمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِ‍َٔايَٰتِنَاۚ فَٱقۡصُصِ ٱلۡقَصَصَ لَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ
Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (Al-'A`rāf 176)
Penjelasan : Dalam Ayat ini mrngumpamakan bahawa orang yang dusta itu seperti anjing. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa perumpamaan.


2.      Personifikasi adalah jenis majaz yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang Abstrak.

a.       وَأَلۡقَىٰ فِي ٱلۡأَرۡضِ رَوَٰسِيَ أَن تَمِيدَ بِكُمۡ وَأَنۡهَٰرٗا وَسُبُلٗا لَّعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk, (An-Naĥl 15 )
Penjelasan : Lafal goncang digunakan sebagai aktifitas gunung. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa personifikasi.


b.      أَلَمۡ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يَسۡجُدُۤ لَهُۥۤ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِي ٱلۡأَرۡضِ وَٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُ وَٱلنُّجُومُ وَٱلۡجِبَالُ وَٱلشَّجَرُ وَٱلدَّوَآبُّ وَكَثِيرٞ مِّنَ ٱلنَّاسِۖ
Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? (Al-Ĥaj 18)
Penjelasan : Pemakaian lafal bersujud yang sering digunakan untuk manusia, ini diguakan sebagai aktifitas alam. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa personifikasi.

c.       إِنَّا عَرَضۡنَا ٱلۡأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱلۡجِبَالِ فَأَبَيۡنَ أَن يَحۡمِلۡنَهَا وَأَشۡفَقۡنَ مِنۡهَا وَحَمَلَهَا ٱلۡإِنسَٰنُۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومٗا جَهُولٗا
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, (Al-'Aĥzāb 72)
Penjelasan : Dalam ayat ini lafal memikiul digunakan sebagai pekerjaan alam. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa personifikasi.

3.      Depersonifikasi yaitu kebalikan dari gaya bahasa personifikasi, seperti andai kamu menjadi langit, maka aku menjadi tanahnya. (kata yang dipakai, andai, kalau, jika, jikalau, bila, sekiranya, umpama).


4.      Antitesis adalah sejenis gaya bahasa yang mengadakan komparasi atau perbandingan antara dua antonim.

a.       إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَآءٌ عَلَيۡهِمۡ ءَأَنذَرۡتَهُمۡ أَمۡ لَمۡ تُنذِرۡهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. (Al-Baqarah 6)
Penjelasan : Allah menggunakan lafal memeri peringatan dengan negasinya dalam satu ayat. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa antithesis.

b.      وَقَالَتِ ٱلۡيَهُودُ لَيۡسَتِ ٱلنَّصَٰرَىٰ عَلَىٰ شَيۡءٖ وَقَالَتِ ٱلنَّصَٰرَىٰ لَيۡسَتِ ٱلۡيَهُودُ عَلَىٰ شَيۡءٖ وَهُمۡ يَتۡلُونَ ٱلۡكِتَٰبَۗ كَذَٰلِكَ قَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَ مِثۡلَ قَوۡلِهِمۡۚ فَٱللَّهُ يَحۡكُمُ بَيۡنَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ فِيمَا كَانُواْ فِيهِ يَخۡتَلِفُونَ
Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari Kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya. (Al-Baqarah 113)
Penjelasan :Pertentangan dua ungakapan yang digunakan oleh kedua kaum tapi pada hakeketnya ungkapan tersebut bertentang dengan kenyataan. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa antithesis.

c.       قُل لَّا يَسۡتَوِي ٱلۡخَبِيثُ وَٱلطَّيِّبُ
Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, (Al-Mā'idah 100)
Penjalasan : penggunaan lafal buruk dan baik pada satu kalimat. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa antithesis.

B.     Gaya Bahasa Pertentangan

1.      Hiperbola (Mubalaghah) yaitu sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada sesuatu atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya, (bisa pada kata-kata, frase atau kalimat). Hiperbola suatu gaya bahasa yang berlebih-lebihan yang direntangpanjangkan.

a.       أَوۡ كَظُلُمَٰتٖ فِي بَحۡرٖ لُّجِّيّٖ يَغۡشَىٰهُ مَوۡجٞ مِّن فَوۡقِهِۦ مَوۡجٞ مِّن فَوۡقِهِۦ سَحَابٞۚ ظُلُمَٰتُۢ بَعۡضُهَا فَوۡقَ بَعۡضٍ إِذَآ أَخۡرَجَ يَدَهُۥ لَمۡ يَكَدۡ يَرَىٰهَاۗ وَمَن لَّمۡ يَجۡعَلِ ٱللَّهُ لَهُۥ نُورٗا فَمَا لَهُۥ مِن نُّورٍ
Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila Dia mengeluarkan tangannya, Tiadalah Dia dapat melihatnya, (dan) Barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah Tiadalah Dia mempunyai cahaya sedikitpun. (an-Nur 40)
Penjelasan : Allah menggambarkan kehebatan tangan nabi musa dengan sangat mengesankan. Yang mana tangan nabi musa bias menyinari hal yang sangat gelap. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa hiperbola.

b.      وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَعۡمَٰلُهُمۡ كَسَرَابِۢ بِقِيعَةٖ يَحۡسَبُهُ ٱلظَّمۡ‍َٔانُ مَآءً حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَهُۥ لَمۡ يَجِدۡهُ شَيۡ‍ٔٗا وَوَجَدَ ٱللَّهَ عِندَهُۥ فَوَفَّىٰهُ حِسَابَهُۥۗ وَٱللَّهُ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ
Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya (an-Nur 39)
Penjelasan : Dalam ayat tersebut allah menggambarkan amalan orang kafir itu seperti fatamorgana dan jga digambarkan dengan lainnya, yang mana gambaran tersebut mendayun-dayun dan berlebih-lebihan. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa hiperbola.

c.        إِذَا زُلۡزِلَتِ ٱلۡأَرۡضُ زِلۡزَالَهَا
Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat (az-Zalzalah 1)
Penjelasan : Penggambaran guncangan dalam ayat ini dengan gambaran guncangan yang dahsyat dan ditambahkan gambaran yg memberat-beratkan kejadiannya di ayat selanjutnya. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa hiperbola.

d.      ٱللَّهُ نُورُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ مَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشۡكَوٰةٖ فِيهَا مِصۡبَاحٌۖ ٱلۡمِصۡبَاحُ فِي زُجَاجَةٍۖ ٱلزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوۡكَبٞ دُرِّيّٞ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٖ مُّبَٰرَكَةٖ زَيۡتُونَةٖ لَّا شَرۡقِيَّةٖ وَلَا غَرۡبِيَّةٖ يَكَادُ زَيۡتُهَا يُضِيٓءُ وَلَوۡ لَمۡ تَمۡسَسۡهُ نَارٞۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٖۚ يَهۡدِي ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُۚ وَيَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡأَمۡثَٰلَ لِلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ
Allah (pemberi) cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca dn tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan yang dinyalakan dari pohon minyak yang diberkahi yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidk pula di barat. Yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi. Walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas adalah cahaya berlapis-lapis. Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya. Bagi orang yang Dia kehendaki dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia dan Allah maha mengetahui segla sesuatu. (an-Nur 35)
Penjelasan : Dalam ayat tersebut penggambaran cahaya yang sangat megah.  Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa hiperbola.

2.      Ironi majaz yang menyatakan makna yang bertentangan, dengan maksud berolok-olok, maksud itu dapat dicapai dengan mengemukakan 1)makna yang berlawanan dengan makna yang sebenarnya, 2) kesesuaian antara suasana yang diketengahkan dan kenyataan yang mendasarinya, dan 3) kesesuaian antara harapan dan kenyataan. Ironi ringan disebut humor, ironi berat disebut sarkasme.

a.       فَبَشِّرۡهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
Maka beri kabar gembiralah mereka dengan azab yang pedih (al-Ingsiqoq 24)
Penjelasan : Allah menggunakan lafal kabar gembira untuk sesuatu yang tidak mengenakkan yaitu azab yang pedih. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa ironi.

b.      وَإِذَا رَأَيۡتَ ٱلَّذِينَ يَخُوضُونَ فِيٓ ءَايَٰتِنَا فَأَعۡرِضۡ عَنۡهُمۡ حَتَّىٰ يَخُوضُواْ فِي حَدِيثٍ غَيۡرِهِۦۚ وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ ٱلشَّيۡطَٰنُ فَلَا تَقۡعُدۡ بَعۡدَ ٱلذِّكۡرَىٰ مَعَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ
Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu). (Al-'An`ām 68)
Penjelasan : Orang-orang membicarakan ayat Allah padahal mereka mengolok-oloknya. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa ironi.

c.       قَالَ ٱدۡخُلُواْ فِيٓ أُمَمٖ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِكُم مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ فِي ٱلنَّارِۖ
Allah berfirman: "Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kamu. Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka). (Al-'A`rāf 38)
Penjelasan : Dalam ayat ini allah menggunakan lafal mempersembahakn masuk. Padahal persembahan masuk tersebut untuk menuju jurang neraka. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa ironi.

d.      أَوَ لَمۡ يَهۡدِ لِلَّذِينَ يَرِثُونَ ٱلۡأَرۡضَ مِنۢ بَعۡدِ أَهۡلِهَآ أَن لَّوۡ نَشَآءُ أَصَبۡنَٰهُم بِذُنُوبِهِمۡۚ وَنَطۡبَعُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ فَهُمۡ لَا يَسۡمَعُونَ
Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)?. (Al-'A`rāf 100)
Penjelasan : Dalam ayat ini menggunakan وَنَطۡبَعُ untuk pada lafal قُلُوبِهِمۡ dan efeknya adalah mereka tidak mendengar pelajaran. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa ironi.


3.      Sarkasme adalah gaya bahasa yang bermaksud mengolok-olok dengan lebih pedas dan kasar dan menyakitkan hati.

a.       فَكَذَّبُوهُ فَأَنجَيۡنَٰهُ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥ فِي ٱلۡفُلۡكِ وَأَغۡرَقۡنَا ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِ‍َٔايَٰتِنَآۚ إِنَّهُمۡ كَانُواْ قَوۡمًا عَمِينَ
Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya). (Al-'A`rāf 64)
Penjelasan : Dalam ayat ini menggunakan lafal buta bertujuan untuk mengejek secara mendalam. Tetapi yang dimaksud adalah buta hatinya. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa sarkasme.

b.      قَالَ قَدۡ وَقَعَ عَلَيۡكُم مِّن رَّبِّكُمۡ رِجۡسٞ وَغَضَبٌۖ أَتُجَٰدِلُونَنِي فِيٓ أَسۡمَآءٖ سَمَّيۡتُمُوهَآ أَنتُمۡ وَءَابَآؤُكُم مَّا نَزَّلَ ٱللَّهُ بِهَا مِن سُلۡطَٰنٖۚ فَٱنتَظِرُوٓاْ إِنِّي مَعَكُم مِّنَ ٱلۡمُنتَظِرِينَ
Ia berkata: "Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemarahan dari Tuhanmu". Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan aku tentang nama-nama (berhala) yang kamu beserta nenek moyangmu menamakannya, padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan hujjah untuk itu? Maka tunggulah (azab itu), sesungguhnya aku juga termasuk orang yamg menunggu bersama kamu".(Al-'A`rāf 71)
Penjelasan : Ayat ini menandakan pengolokan dengan memojokkan seseorang dan disini dengan menggunakan lafal pemastian adzab kepada seseorang. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa sarkasme.

c.       لَّقَدۡ سَمِعَ ٱللَّهُ قَوۡلَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ فَقِيرٞ وَنَحۡنُ أَغۡنِيَآءُۘ سَنَكۡتُبُ مَا قَالُواْ وَقَتۡلَهُمُ ٱلۡأَنۢبِيَآءَ بِغَيۡرِ حَقّٖ وَنَقُولُ ذُوقُواْ عَذَابَ ٱلۡحَرِيقِ
Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya". Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang mem bakar". ('Āli `Imrān 181)
Penjelasan : Dalam ayat ini perkataan orang kafir yang mana menghina allah dan membanggakan dirisendiri dan dijawab dengan lafal yang memojokkan dan lafal yang menunjukkan makar atau marah dengan lafal rasakan lah adzab yang membakar. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa sarkasme.


4.      Litotes (kebalikan dari hiperbola) yaitu majas yang dalam pengungkapannya menyatakan sesuatu yang positif dengan bentuk yang negatif atau bentuk yang bertentangan Litotes mengurangi atau melemahkan  kekuatan pernyataan yang sebenarnya.

a.       وَٱخۡفِضۡ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحۡمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرٗا
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil (al-Isro’ 24)
Penjelasan : Ayat ini mengungkapkan atau merendahkan diri pada orang tua. Diamana perbuatan itu adalah perbuatan baik. Penggunaan ini termasuk gaya bahasa litotes.

b.       إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. (al-Fatihah 5)
Penjelasan : Ayat ini menunjukkan kerendahan seorang hamba dan ini merepakan hal yang baik terutama ketika kita berdo’a. Penggunaan ini termasuk gaya bahasa litotes.

c.        ادعوا ربكم تضرعا وخفية. انه لا يحب المعتدين
Berdoalah kepada Tuhanmudengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
Penjelasan : Dalam ayat ini menunjukkan kerendahan yang mana itu termasuk hal yang baik ketika berdo’a. Penggunaan ini termasuk gaya bahasa litotes.

d.      ٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا لَعِبٞ وَلَهۡوٞ وَزِينَةٞ وَتَفَاخُرُۢ بَيۡنَكُمۡ وَتَكَاثُرٞ فِي ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَوۡلَٰدِۖ كَمَثَلِ غَيۡثٍ أَعۡجَبَ ٱلۡكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصۡفَرّٗا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمٗاۖ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ عَذَابٞ شَدِيدٞ وَمَغۡفِرَةٞ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٰنٞۚ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ
Ketahuilah sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan kesenda gurauan, perhiasan dan saling berbangga antara kamu serta berlomba dalam kekayaaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu liht warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat(nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhoaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu. (al-Hadid 20)
Penjelasan : Ayat ini menggambarkan kerendahan kehiupan dunia yang hanya senang pada dunia semata. Hal ini memotivasi untuk kebaikan dan tidak mementingkan keduniaan. Penggunaan ini termasuk gaya bahasa litotes.


5.      Oksimoron yaitu Sejenis gaya bahasa yang mengandung penegakan atau pendirian suatu hubungan sintaksis antara dua antonim. Atau  Gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frase yang sama.

a.       يَسۡ‍َٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡخَمۡرِ وَٱلۡمَيۡسِرِۖ قُلۡ فِيهِمَآ إِثۡمٞ كَبِيرٞ وَمَنَٰفِعُ لِلنَّاسِ وَإِثۡمُهُمَآ أَكۡبَرُ مِن نَّفۡعِهِمَاۗ وَيَسۡ‍َٔلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَۖ قُلِ ٱلۡعَفۡوَۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلۡأٓيَٰتِ لَعَلَّكُمۡ تَتَفَكَّرُونَ
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar[136] dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir (al-Baqoroh 219)
Penjelasan : Allah menggunakan lafal yang mana sebuah pertentangan dimana pertama menyatakan bahwa khomer itu dosa. Tetapi lafal selanjutnya memberi perlawanan dengan khomer itu memiliki manfaat, tetapi dosanya lebih banyak. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa oksimoron.

b.       هو الاول و الاخر و الظاهر و الباطن. وهو بكل شيء عليم
Dialah yang awal yang akhir yang zahir yang batin dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.
Penjelasan : Allah menggunakan dua kata yang bertententangan dalam satu kalimat yaitu awal dengan akhir dan zahir dengan batin. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa oksimoron.

c.       الله الذي خلق السموت والارض وانزل من السماء ماء فاخرج به من الثمرات رزقا لكم. وسخر لكم الفلك لتجري في البحر بامره. و سخر لكم الانهار
Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air (hujan) dari langit, kemudian dengan air hujan itu Dia mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezki untukmu dan Dia telah menundukkan kpal bagimu agar berlayar di larutan dengan kehendak-Nya dan Dia telah menundukkan sungai-sungai bagimu.
Penjelasan : Dalam ayat ini menggunakan dua hal yang berbeda atu berlawanan yaitu langit dan bumi. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa oksimoron.


C.     Gaya Bahasa Pertautan

1.      Metonimi atau Majas Mursal yaitu Majas yang memiliki hubungan yang tidak langsung  antara makna haqiqi dan makna majzi.

a.       فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu (al-Baqoroh 185)
Penjelasan : Allah menggunakan lafad الشَّهْرَ yang berarti bulan (tanggal) yang dimaksud adalah bulan Ramadan. Padahan bulan tersebut tidak bias dilihat kecuali bulan sabit (هلال). Dengan demikian bulan tersebut bermakna majazi. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa metonimi.

b.      وَءَاتُواْ ٱلۡيَتَٰمَىٰٓ أَمۡوَٰلَهُمۡۖ
Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka (an-Nisa’ 2)
Penjelasan : Lafadz اليتامي yang bermakna anak-anak yatim. Tidak berti ketika anak tersebut langsung diberi harta warisan. Tetapi lafadz yatim tersebut yang dimaksud anak yatim ketika sudah dewasa. Maka lafadz tersebut bermakna majazi. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa metonimi.

c.       اني اراني اعصر خمرا
Berkatalah salah seorang dari keduanya “Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku memeras khamar” (Yusuf)
Penjelasan : Firman Allah menggunakan خمرا yang bermakna Anggur. Apakah yang dimaksud tersebut? Bukan, yang dimaksud adalah Anggur العنب. Karena yang bias diperas adalah العنب  bukan خمرا. Maka itu bermakna majazi. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa metonimi.

d.      واسال القرية التي كنافيها
Dan tanyalah (penduduk) negeri yang kami berada disitu (Yusuf 82).
Penjelasan : lafadz القرية yang bermakna desa. Apakah kita bertanya pada desa? Tidak. Tetapi yang dimaksud adalah penduduk desa. Maka lafadz القرية diartikan dengan penduduk desa. Maka lafadz ini bermakna majazi. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa metonimi.

e.       واما الذين ابيضت وجوههم ففي رحمة الله
Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (Ali Imron)
Penjelasan : Dalam firman Allah menggunakan وجوههم yang berarti dalam rahmat allah. Pertanyaan yang muncul. Apakah bias orang berada pada rahmad allah? Tidah. Berarti lafadz وجوههم bermakna majazi. Yang dimaksudkan pada lafadz tersebut adalah surge. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa metonimi.

2.      Kesopanan atau Eufemisme yaitu Ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti uangkapan yang dirasa kasar.
a.       احل لكم ليلة الصيام الرفث الي نسائكم
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu (187)
Penjelasan : Dalam firman Allah menggunakan lafal الرفث yang berarti bercampur. Tetapi dalam konteks ini yang dimaksudkan adalah bersetubuh. Dimana diperhalus dengan lafadz bercampur. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa kesopanan.

b.      وَيَوۡمَ يَعَضُّ ٱلظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيۡهِ
Dan (ingatlah) hari ketika itu orang yang lazim menggigit kedua tangannya (al-Furqon 27)
Penjelasan : Allah menggunakan lafadz يعض الظالم علي يديه untuk memperhalus dimana makna yang dimaksud bukan lah mengigit tangan tetapi bermakna penyesalan. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa kesopanan.

c.       إِنَّ هَٰذَآ أَخِي لَهُۥ تِسۡعٞ وَتِسۡعُونَ نَعۡجَةٗ
Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai  Sembilan puluh Sembilan ekor kambing betina (Shad 23)
Penjelasan : Dalam ayat ini menggunakan lafadz نعجة tidak menggunakan Mar’ah. Dalam konteks ini juga bermakna betina tetapi lebih menggunakan lafadz yang lebih sesuai dan halus yaitu نعجة. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa kesopanan.

d.      وَحَمَلۡنَٰهُ عَلَىٰ ذَاتِ أَلۡوَٰحٖ وَدُسُرٖ
Dan kami angkat Nuh keatas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku. (al-Qomar 13)
Penjelasan : الواح و دسر lafadz ini digunakan untuk mengganti lafal yang diinginkan yaitu Syafinah (bahtera). Tetapi untuk menghaluskan ungkapan allah lebih memilih menggunakan الواح و دسر untuk menyebutkan sebuah bahtera. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa kesopanan.

e.       وَثِيَابَكَ فَطَهِّرۡ
Dan pakaianmu bersihkanlah (al-Mudatsir 4)
Penjelasan : Ayat ini menggunakan lafal وثيابك yang dimaksud adalah wanitamu atau istrimu. Dimana lafal ini untuk menghaluskan dan mengelokkan dengan menggunakan lafal  وثيابك. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa kesopanan.

f.       فَلَمَّا تَغَشَّىٰهَا حَمَلَتۡ حَمۡلًا خَفِيفٗا فَمَرَّتۡ بِهِۦۖ
Maka setelah dicampurinya, istrinya itu mengandung yang ringan dan teruslah dia merasa ringan (al-A’rof 189)
Penjelasan : Allah berfirman pada ayat ini menggunakan lafal تغشاها dimana lafal ini memperhalus dari makna aslinya yaitu bersetubuh atau menjima’ seorang istri hamil muda. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa kesopanan.

3.      Sinekdoke yaitu Majas yang menyebutkan sebagian sebagai pengganti keseluruan atau kebalikannya.

a.       يجعلون اصابعهم في اذانهم من الصواعق حذر الموت
Mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena mendengar suara petir , sebab takut akan mati.
Penjelasan : Allah menggunakan lafadz اصابعهم yang bermakna asli jari-jarinya. Tetapi apakah semua jari bias masuk kedalam telinga? Tidak. Tetapi lafadz اصابعهم yang dimaksudkan sebagian jemarinya yaitu anak jari. Berarti lafadz اصابعهم termasuk memiliki makna majazi yang tertulis keseluruhan yang dimaksud hanya sebagian. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa sinokdoke.

b.      فرحعناك الي امك كي تقر عينها ولاتحز
Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita (Thaha 40)
Penjelasan : Allah menggunakan عينها yang berarti mata. Tetapi apakah orang senang hanya dengan mata? Tidak. Tetapi yang dimaksudkan adalah seluruh badan mereka. Berarti lafadz عينها termasuk majas yang dimaksud adalah seluruh tubuhnya. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa sinokdoke.

c.       يَقُولُونَ بِأَفۡوَٰهِهِم مَّا لَيۡسَ فِي قُلُوبِهِمۡۚ
Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya (Ali Imron 167)
Penjelasan : Menggunakan lafadz بافواههم dalam al-Qur’an yang berarti mulut-mulut mereka. Maka timbul pertanyaan, apakah berbicara dengan mulud? Tidak. Tetapi berbicara dengan lisan. Berarti بافواههم itu bermakna majazi yang dimaksudkan adalah lisan. Yang dituliskan seluruh mulud tetapi yang dimaksud sebagianny yaitu lisan. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa sinokdoke.

d.      اقم الصلاة لدلوك الشمس الي غسق اليل و قرءان الفجر
Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan dirikanlah pula sholat subuh (al-Isro’ 78)
Penjelasan : Dalam ayat tersebut, manusia hanya diperintah untuk sholat dua waktu saja. Tetapi apakah kewajiban orang islam hanya sholat sehari dua kali? Tidak, tetapi yang dimaksudkan pada ayat tersebut adalah sholat lima waktu sehari. Dalam ayat tersebut hanya menyebutkan sebagian dari keseluruhan. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa sinokdoke.

e.       فَسُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ حِينَ تُمۡسُونَ وَحِينَ تُصۡبِحُونَ
Maka bertasbihlah kepada allah diwaktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh (ar-Rum 17)
Penjelasan : Ayat tersebut hanya mewajibkan kita untuk bertasbih saja. Tetapi, apakah kita hanya wajib bertasbih saja? Tidak. Tetapi kita diwajibkan untuk sholat. Dimana bertasbih itu bagian dari sholat. Ayat tersebut hanya mengungkapkan sebagian tetapi yang dimaksud adalah keseluruhan. Gaya bahasa ini termasuk gaya bahasa sinokdoke.


luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com

0 komentar:

Posting Komentar