25/12/15

KRITIK SASTRA [Naqd Adab]



1.      ANALISIS MAKNA KATA NAQD ATAU KRITIK
Naqd atau kritik menurut bahasa ialah penelitian, analisis, pengecekan, pembedaan yang baik dan yang buruk, penampakan hal yang buruk, dandiskusi.[1]
Naqd atau kritik menurut bahasa ialah penelitian, analisis, pengecekan, pembedaan yang baik dan yang buruk, penampakan hal yang buruk, dan diskusi. Sedangkan dari bahasa Yunani kata naqd atau kritik berasal dari kata krites (hakim) yang berarti menghakimi, membandingkan atau menimbang.[2]
Istilah ”kritik” (sastra) berasal dari bahasa Yunani yaitu krites yangberarti ”hakim”. Krites sendiri berasal dari krinein ”menghakimi”; kriterion yang berarti”dasar penghakiman” dan kritikos berarti ”hakim kasustraan. [3]

2.      ANALISIS MAKNA KATA ADAB ATAU SASTRA
Secara bahasa, adab memiliki minimal tiga arti : sopan santun, ilmu humaniora dan sastra. Dalam pengertian sastra, adab (sastra) terbagi ke dalam dua bagian besar : al-adab al-wasfi (sastra deskriptif/nonimajinatif) dan al-adab al-isya’i (sastra kreatif). Al-adab al-wasfi sering disebut juga dengan Al-‘ulûm al-adabiyyah. Al-adab al-wasfi terdiri dari tiga bagian : sejarah sastra (tariikh adab), kritik sastra (naqd al-adab), dan teori sastra (nazariyah al-adab).[4]
Sastra, kata sastra dalam bahasa indonesia berasal dari bahasa Sansekerta. Akar kata sasdalam kata kerja turunan “mensarahkan, mengajar, memberi ptunjuk atau intruksi”. Akhiran –tra biasanya menunjukkan alat, sarana. Maka dari sastra dapat berarti “alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku petunjuk mengenai seni cinta”. Kata sastra secara etimologi dalam dunia arab dikenal dengan istilah al-Adab. Kata al-Adab pada masa pra Islam (Jahiliyah) mengandung pengertian ; etika, moral (alkhalq dan al-mahdab), prilaku yang baik (al-thabu ‘al-qourm), dan interaksi sosial yang baik antar sesama manusia (al-mu’amalah al-karimah). Syauqi Dhef mengatakan; sastra pada hakekatnya adalah gambaran realitas yang obyektif, mengacu pada kondisi masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya maupun baik secara khusus maupun secara umum.[5]
adab atau sastra dalam hal ini menunjukkan pengertian al-adab al-insyai yang artinya ekspresi bahasa yang indah yang menggunakangaya bahasa yang indah juga menggunakan gaya bahasa yang berbeda darigaya bahasa biasa, karena mengandung estetika bentuk dan makna.[6]
Sedangkan adab atau sastra dalam hal ini menunjukkan pengertian al-adab al-insyai yang artinya ekspresi bahasa yang indah yang menggunakan gaya bahasa yang indah juga menggunakan gaya bahasa yang berbeda dari gaya bahasa biasa, karena mengandung estetika bentuk dan makna.[7]
Sastra adalah satu media seni komunikasi yang sering disebut-sebut. Karya sastra dapa berupa novel, novella, serita pendek, puisi, drama, dan epic.[8]
Sumarno dan Saini, sastra adalah ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, gagasan, semangat,keyakinan, dalam suatu bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan pesona dengan alat-alat bahasa.
Mursal Esten, menyatakan sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan punya efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
 Menurut Engleton, sastra yang disebutnya "karya tulisan yanghalus" (belle letters) adalah karya yang mencatatkan bentuk bahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa yangdipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjang tipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil

3.      ANALISIS MAKNA KATA NAQD AL-ADAB ATAU KRITIK SASTRA
Kritik sastra ialah bagian ilmu sastra yang memperbincngkan pemahaman, penghayatan, penafsiran, dan penilaian terhadap karya sastra.  Ketiga bagian ilmu sastra tersebut saling berkaitan. Teori sastra tidak dapat dilepaskan dari sejaraha dan kritik sastra, dan sejarah sastra tidak dapat dipisahkan dari teori dan kritik sastra. Begitu juga dengan kritik sastra, ia memerlukan teori dan sejarah sastra. Keterkaitan itu menyebabkan masing-masing saling ketergantungan dengan yang lain. Sebuah karya sastra tidak akan dapat dipahami dan dihayati, apabila ditafsirkan dan dinilai dengan sempurna, tanpa bantuan ketiga bidang ilmu sastra tersebut. Teori sastra tidak akan pernah sempurna tanpa bantuan sejarah sastra dan kritik sastra, sejarah sastra juga tidak dapat dipaparkan apabila teori dan kritik sastra itu tidak jelas; juga dengan kritik sastra, ia tidak akan mencapai sasaaran manakala teori dan sejarah sastra tidak dijadikan landasan berpijak.[9]
Kritik sastra dapat diartikan sebagai salah satu objek studi sastra (cabang ilmu sastra) yang melakukan analisis, penafsiran, dan penilaian terhadap teks sastra sebagai karya seni.[10]
naqd adab atau kritik sastra berarti pengkajian terhadap karya sastra yang menganalisis dan menjelaskannya agar dapat dipahami dan dinikmati pembaca dan kemudian dinilainya secara objektif. Dan kritik sastra ini adalah kajian yang menerangkan tentang pemahaman, penghayatan, penafsiran juga penilaian terhadap karya sastra.[11]
Namun menurut Andre Hadjana, dalam bukunnya mendefinisikan bahwa kritik sastra sebagai hasil usaha pembaca dalam mencari dan menentukan nilai hakiki karya sastra lewat pemahaman dan penafsiran sistematik: yang dinyatakan dalam bentuk tertulis.

Abrams dalam Pengkajian sastra (2005: 57) mendeskripsikan bahwa kritik sastra merupakan cabang ilmu yang berurusan dengan perumusan, klasifikasi, penerangan, dan penilaian karya sastra.

4.      ANALISIS MAKNA KATA SYAIR (PUISI) BEBAS
Puisi adalah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan suatu pengalaman dan membangkitkan tangapan khusus lewat bunyi, irama dan makna khusus.[12]
Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.
Carlyle mengatakanbahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.
Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur.
Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur).

Ciri-Ciri Puisi Baru Yaitu antara lain : Diketahui nama pengarangnya. Perkembangannya secara lisan dan tertulis. Tidak terikat oleh aturan seperti jumlah baris, jumlah suku kata dan rima. Menggunakan majas / gaya bahasa yang berubah-ubah (dinamis). Pada umumnya berisikan tentang kehidupan. Biasanya lebih banyak menggunakan sajak pantun & syair. Bentuknya lebih rapi dan simetris. memiliki rima akhir yang lebih teratur. Pada tiap-tiap baris berupa kesatuan sintaksis.[13]


5.      ANALISIS MAKNA KATA SYAIR (PUISI) TERIKAT
Menurut Ahmad Asy-Syayib, syi’ir atau puisi Arab adalah ucapan atau tulisan yang memiliki wazan atau bahr (mengikuti prosodi atau ritme gaya lama) dan qafiyah (rima akhir atau kesesuaian akhir baris/satr) serta unsur ekspresi rasa dan imajinasi yang harus lebih dominan dibanding prosa.[14]

Ciri-Ciri Puisi lama Yaitu antara lain : Berupa puisi rakyat yang tidak diketahui nama pengarangnya. Terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris dalam setiap baitnya, sajak dan jumlah suku kata dalam setiap barisnya. Disampaikan dari mulut ke mulut sehingga sering disebut juga dengan sastra lisan / kesusastraan lisan. Menggunakan majas/gaya bahasa tetap (statis) & klise. Berisikan tentang kerajaan, fantastis & istanasentris.[15]


6.      ANALISIS MAKNA KATA NASR (PROSA)
Natsr adalah : "Ucapan Indah yang tidak terdapat wazn (aturan dalam membuat syair) dan Al Qhaafiyah.
Termasuk dalam kategori ini : "Khutbah, surat, wasiat, hikmah, perumpamaan, dan kisah.
Contoh Natsr : dalam bentuk khutbah (lihat teks arabnya dalam majalah adz-Dzakhirrah edisi 5)
Khutbah Abu Bakar Ash Shiddiq ketika menjadi khalifah : "Wahai manusia kalian telah menjadikanku sebagai khalifah, dan kalian telah membebaniku dengan suatu perkara padahal aku bukanlah orang yang termulia di antara kalian, maka jika kalian melihatku berada di atas kebenaran bantulah aku, dan jika kalian melihatku berjalan di atas jalan kesesatan maka tunjukilah aku kepada kebenaran, dan hendaklah kalian taat kepadaku selama aku taat kepada Allah ". Dan jika aku durhaka kepada Allah dan perintahku menyelisihi perintah Allah maka janganlah mentaatiku". "Ingatlah (sesungguhnya) ukuran kuat dan lemah menurutku adalah kebenaran. Orang yang berada di atas kebenaran adalah orang kuat walaupun ia orang yang lemah hingga aku mengambilkan untuknya kebenaran, dan orang yang berada dalam kebatilan adalah lemah walaupun ia kuat hingga aku mengambil darinya kebenaran (yang ia rampas)". "Inilah perkataanku, dan aku mohon ampunan bagi diriku dan bagi kalian".



[1] HUBUNGAN KRITIK SASTRA DENGAN SASTRA LAINNYA.pdf oleh candra dinata

[3] DATA KULIAH Indri Andriani 04.13oleh Blogger.

[5] http://akumenuliskarenaalloh.blogspot.co.id/2013/03/naqd-adab-kritik-sastra.html.

[6] HUBUNGAN KRITIK SASTRA DENGAN SASTRA LAINNYA.pdf oleh candra dinata
[8] DATA KULIAH Indri Andriani 04.13oleh Blogger.
[9] http://akumenuliskarenaalloh.blogspot.co.id/2013/03/naqd-adab-kritik-sastra.html.
[10] DATA KULIAH Indri Andriani 04.13oleh Blogger.
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com

0 komentar:

Posting Komentar